Hari Pertama di Madinah, Shalat Tahajud Dan Subuh di Masjid Nabawi

Masjid Nabawi
Alhamdulillah akhirnya Saya dan teman-teman yang tergabung dalam jemaah umroh MQ Travel sampai di Madinah kira-kira pukul 1.30 waktu Madinah, dan sampai di Hotel kira-kira pukul 2.30 waktu Madinah.

(Baca Juga: "Pertama Kali Nginap di Hotel Madinah? Pelajari dulu Hal ini Agar Tidak Terlihat Kampungan")

Setelah mendapatkan kunci kamar hotel, kami langsung menuju ke kamar masing-masing. Saat itu saya beserta ketiga teman sekamar mendapatkan kamar Nomor 29 yang berada di lantai 7. Hotel yang kami inapi adalah Al Eiman Taibah.

Saat itu kami tak sempat beristirahat untuk tidur, karena sebentar lagi akan datang waktu subuh. Setelah membongkar kopor dan mandi, kamipun berangkat ke Masjid Nabawi yang letaknya tak jauh dari hotel tempat kami menginap.

Suhu yang begitu dingin tak menyurutkan niat kami untuk beribadah di salah satu masjid suci. Bulan Nopember ini memang waktu favorit jamaah Indonesia untuk melakukan ibadah umrah karena suhunya mirip dengan di Indonesia.

Selain suhunya yang ramah dengan orang indonesia, niat besar saya beribadah di Masjid Nabi ini karena ganjaran pahala ibadah yang begitu besar, nilai ibadah yang dilakukan di Masjiddil Madinah Al Munawwaroh adalah sama dengan kita beribadah 1000 (seribu) kali di masjid lainnya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom.” (HR. Bukhari no. 1190 dan Muslim no. 1394, dari Abu Hurairah)

Dalam riwayat lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ

Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin ‘Abdillah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1173)

Betapa terpesonanya saya saat melihat keindahan, kemegahan Masjid Nabawi yang sebelumnya hanya dapat dilihat melalui gambar-gambar di internet, kini terlihat jelas di depan mata. Hati ini tak henti hentinya memuji Nama Allah dan mengucapkan sholawat kepada nabi Muhamad SAW.

Payung-payung raksasa dapat kami lihat begitu memasuki area luar masjid, di bawahnya terhampar karpet yang sebagian sudah terisi dengan jamaah.

Sempat kami bingung saat memasuki pintu masjid yang begitu banyak, saat itu kami masuk dari pintu barat. Namun kebingunan itu hilang setelah masuk ke dalam masjid. begitu banyak orang-orang dari berbagai bangsa seluruh dunia yang ada di sana.

Saat memasuk pintu masjid, kami lepas sandal lalu dimasukkan ke tas yang sudah kami sediakan sebelumnya. begitu masuk ternyata di depan pintu bagian dalam ada rak-rak tempat menyimpan alas kaki. Kita sebenarnya bisa saja meletakkan alas kaki di rak tersebut, namun takutnya lupa atau malah tertukar dengan yang lain mengingat banyaknya jemaah.

Waktu Adzan subuh di masjid Nabawi saat itu adalah pukul 05.19 waktu Madinah, dan kami sampai ke masjid sekitar pukul 04.30. Mengingat waktu yang masih lama menuju adzan subuh, setelah shalat Tahiyatul masjid, kami lanjutkan dengan shalat tahajud.

Selepas tahajud masih ada sisa waktu beberapa menit, beberapa orang ada yang berdikir, sementara yang lainnnya membaca Al Qur'an. Perlu diketahui bahwa di setiap tiang/pilar Masjid Nabawi terdapat beberapa mushaf Al Qur'an yang dapat dibaca saat berada di dalam masjid, namun tidak boleh dibawa pulang.

Tibalah berkumandangnya Adzan subuh. Terdengar begitu merdu suara muadzin Masjid nabawi. Didukung oleh kualitas sound system speaker masjid Nabawi yang bagus, membuat suasana saat itu begitu menggetarkan jiwa.

Selepas shalat Subuh, dilanjutkan dengan shalat Jenazah yang dipimpin langsung oleh imam masjid. Setiap usai salat fardhu di Masjidil Haram atau di Masjid Nabawi, muadzin biasanya menyerukan kepada jemaah untuk salat jenazah. Disarankan para jemaah mengikuti salat jenazah tersebut karena memiliki banyak keutamaan.

Alhamdulillah, hari pertama di Madinah diawali dengan menunaikan shalat tahajud dan Subuh berjamaah di Masjid Nabawi.

Post a Comment for "Hari Pertama di Madinah, Shalat Tahajud Dan Subuh di Masjid Nabawi"